Pengendalian Penyakit Diplodia Pada Tanaman Jeruk Dengan Bubur California Dan Campuran Antara Insektisida, Fungisida & Zat Pengatur Tumbuh

ABSTRAK

 

                 Tanaman jeruk (Citrus sp.) merupakan komoditas buah-buahan yang termasuk ke dalam jenis tanaman hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk pemenuhan gizi yang seimbang sebagai sumber vitamin, mineral dan protein yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh. Peranan tanaman hortikultura adalah untuk memperbaiki gizi masyarakat, memperbesar devisa negara, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan petani dan menjaga kelestarian lingkungan. Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura penting yang permintaannya cukup besar dari tahun ke tahun dan menguntungkan untuk diusahakan (Balitjestro, 2003).

                 Saat ini tanaman jeruk mengalami masalah besar dengan adanya serangan penyakit diplodia baik basah maupun kering. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bubur California dan campuran Microthiol, Primavit, Sidametrin dan Ridomil terhadap penyakit kulit diplodia pada tanaman jeruk Siam Banjar di Kabupaten Batola. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Berdasarkan hasil yang diperoleh pengendalian penyakit diplodia dengan tanpa perlakuan (kontrol), bubur california, dan campuran antara pestisida dan zat pengatur tumbuh tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Rata-rata hasil pengurangan luas serangan pada tanpa pestisida (kontrol) sebesar 0,73 cm, campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh sebesar 0,99 cm dan bubur california sebesar 1,63 cm.

 


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di Indonesia jeruk merupakan salah satu komoditas buah-buahan penting sesudah pisang, sehubungan dengan nilai ekonomi, gizi dan produksinya (Tjiptono, 1984). Oleh karena itu buah jeruk banyak diminati oleh masyarakat karena memiliki kandungan air dan vitamin C yang tinggi, rasa yang manis serta menyegarkan.

Peningkatan produksi dan mutu jeruk perlu dilakukan agar tidak terjadi kerugian besar dimasa yang akan datang. Salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produksi jeruk adalah adanya serangan organisme pengganggu tanaman diantaranya serangan penyakit tanaman. Salah satu penyakit yang sampai saat ini masih sangat mematikan pertanaman jeruk adalah penyakit kulit diplodia.

Penyakit diplodia disebabkan oleh cendawan Botryodiplodia theobromae Pat.  B. theobromae  adalah cendawan polifag, yang dapat menyerang bermacam-macam tumbuhan (Semangun, 2000). Menurut Salamiah et al. (2008) disamping menyerang tanaman jeruk, B. theobromae juga dapat menyerang tanaman lain seperti jambu monyet dan alpukat, sehingga sumber infeksi tetap selalu ada.

Pengendalian penyakit diplodia pada tanaman jeruk selama ini masih menggunakan bubur California, namun menurut informasi yang kami dapatkan dari petani, petani tidak lagi mau menggunakan teknik pengendalian ini karena dua tahun setelah aplikasi bubur California, maka tanaman jeruk mereka akan mati.

Petani memilh alternatif menggunakan ramuan yang mereka racik sendiri yang terdiri dari Microthiol, Qiuvita, Sidametrin dan Ridomil ke dalam suatu ramuan yang mereka aplikasikan pada pohon jeruk. Menurut pengamatan kami, ramuan ini terdiri dari gabungan antara dua jenis fungisida, 1 jenis insektisida dan zat pengatur tumbuh.  Hal ini juga menarik untuk dikaji, karena apakah semua pestisida dan zat pengatur tumbuh tadi memang efektif mengendalikan penyakit diplodia? Di samping itu, penggunaan bahan-bahan beracun yang berlebihan akan membuat kerusakan lingkungan dan biaya produksi juga akan semakin besar serta adanya kekhawatiran jika terjadi efek antagonis diantara bahan-bahan kimia yang dicampur tersebut.

 

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1.                  Untuk mengetahui pengaruh pemberian bubur California dan perlakuan campuran Microthiol, Primavit, Sidametrin dan Ridomil terhadap penyakit kulit diplodia pada tanaman jeruk Siam Banjar di Kabupaten Batola.

 

2.                  Untuk mengetahui perlakuan yang paling efektif dalam pengendalian penyakit diplodia pada tanaman jeruk.  

 

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Sebagai informasi kepada petani jeruk tentang alternatif pengendalian diplodia yang bisa diterapkan pada tanaman jeruk yang terserang penyakit kulit diplodia serta dapat menemukan perlakuan yang paling efektif dalam pengendalian penyakit diplodia pada tanaman jeruk.

 

METODE PENELITIAN

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tanaman jeruk, bubur california, Microthiol, Qiuvita, Sidamethrin, Ridomil, kapur, pupuk Phonska dan air.

 

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sikat nilon, ember, plang perlakuan, timbangan, alat ukur volume, pengaduk, kuas, masker, sarung tangan, penggaris, alat tulis, kamera

 

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dari Februari – Juli 2017 di Desa Karang Indah, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

 

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara eksperimen di kebun jeruk dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dengan 10 ulangan sehingga seluruh satuan percobaan adalah 3 x 10 = 30 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 1 tanaman.

t1        : kontrol ( tidak diberi pestisida)

t2          :campuran Microthiol, Qiuvita,   Sidamethrin, Ridomil

t3          : bubur california

 

Pelaksanaan Penelitian

 

Pembuatan Bubur California

 

Untuk membuat bubur California, serbuk belerang dan kapur direbus sambil diaduk sampai larut, setelah mendidih larutan didinginkan, diaduk bila hendak dioleskan.

 

Pemberian Kapur + Pupuk Phonska

          Kapur tanaman diberikan pada tanah di bawah tajuk tanaman dengan cara disebar sebanyak 2 kg per tanaman. Pupuk Phonska juga diberikan dibawah tajuk tanaman dengan cara membuat larikan dan memasukkan pupuk Phonska sebanyak 3 kg per tanaman selanjutnya ditutup dengan tanah.

Pembersihan Pohon

Pohon dibersihkan dulu dari blendok/gom dan lumut-lumut yang menempel dengan cara disikat dan disiram dengan air

.

Pengukuran

 

Luas serangan awal di ukur luas serangan (meliputi panjang dan lebar) sesuai dengan rumus luas persegi panjang yaitu L = P x L (Purba, dkk 2016). Diambil sebanyak 3 gejala untuk tiap-tiap tanaman.

 

Pemberian Perlakuan

 

Pemberian perlakuan diberikan sesuai dengan cara dan dosis yang telah ditentukan, bubur california dan campuran pestisida di oleskan sebanyak 150 ml pada tiap tanaman. Di ulang kembali pada minggu ke-4 dan minggu ke-10.

 

Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap luas serangan petogen penyebab penyakit kulit diplodia setiap satu minggu sekali akibat pengaplikasian dari pestisida.

 

Analisis Data

Semua data yang diperoleh akan diuji kehomogenan/ kenormalan data, kemudian dilakukan analisis ragam dengan menggunakan ANOVA.

Tabel dan grafik diolah dengan MS. Office Excel 2010. Perlakuan yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan DMRT α=5% menggunakan software SAS 9.1

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil penelitian luas serangan penyakit diplodia akibat ketiga jenis perlakuan yaitu kontrol, bubur California dan campuran antara insektisida, fungisida dan zat pengatur tumbuh yang diaplikasikan pada tanaman jeruk berdasarkan uji statistika tidak berpengaruh nyata.

 

 

 

Rata-rata pengurangan luas serangan penyakit diplodia pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-1 dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Grafik perkembangan pengurangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-1

 

Rata-rata pengurangan luas serangan penyakit diplodia pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-2 dapat dilihat pada gambar 2.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   

Gambar 2. Grafik perkembangan pengurangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-2

 

 

Rata-rata pengurangan luas serangan penyakit diplodia pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-3 dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Grafik perkembangan pengurangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-3

Rata-rata pengurangan luas serangan penyakit diplodia pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-4 dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Grafik perkembangan pengurangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-4

 

Rata-rata pengurangan luas serangan penyakit diplodia pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-5 dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Grafik perkembangan pengurangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-5

 

Rata-rata pengurangan luas serangan penyakit diplodia pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-6 dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Grafik perkembangan pengurangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-6

 

Rata-rata pengurangan luas serangan penyakit diplodia pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-7 dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Grafik perkembangan pengurangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-7

 

Rata-rata pengurangan luas serangan penyakit diplodia pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-8 dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Grafik perkembangan pengurangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-8

 

Rata-rata pengurangan luas serangan penyakit diplodia pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-9 dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Grafik perkembangan pengurangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-9

 

Rata-rata pengurangan luas serangan penyakit diplodia pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-10 dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Grafik perkembangan pengurangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-10

            Rata-rata pengurangan luas serangan penyakit diplodia pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-11 dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Grafik perkembangan pengurangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-11

 

Rata-rata pengurangan luas serangan penyakit diplodia pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-12 dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12. Grafik perkembangan pengurangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-12

          Rata-rata pengurangan luas serangan penyakit diplodia pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-13 dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13. Grafik perkembangan pengurangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol), bubur california dan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada minggu ke-13

 

Perkembangan luas serangan penyakit diplodia perminggu pada kontrol (tanpa pestisida) dapat dilihat pada gambar 14.

Gambar 14. Grafik perkembangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan tanpa diberi pestisida (kontrol) dari tiap-tiap pengamatan.

Perkembangan luas serangan penyakit diplodia perminggu pada campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh dapat dilihat pada gambar 15.

Gambar 16. Grafik perkembangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan diberi perlakuan campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh pada tiap-tiap pengamatan.

      

Perkembangan luas serangan penyakit diplodia perminggu pada bubur california dapat dilihat pada gambar 16.

Gambar 16. Grafik perkembangan luas serangan pada tanaman jeruk dengan diberi perlakuan bubur california pada tiap-tiap pengamatan.

 

Dari semua grafik di atas menunjukan bahwa perlakuan yang diberikan terhadap serangan penyakit diplodia pada tanaman jeruk secara statistik belum memberikan hasil yang berbeda nyata,  rata-rata hasil pengurangan terbesar  yaitu pada perlakuan bubur california sebesar 3,15 cm, diikuti dengan luas pengurangan serangan terbesar kedua oleh campuran pestisida dan zat pengatur tumbuh sebesar 2,49 cm serta luas pengurangan serangan terkecil oleh tanpa pestisida (kontrol) sebesar 1,39 cm.

 

Pembahasan

 

Jeruk Siam Banjar merupakan salah satu komoditas Kalimantan selatan yang bernilai tinggi. Kendala utama dalam usaha tani jeruk ini adalah gangguan cendawan Botryodiplodia theobromae Pat., penyebab penyakit kulit diplodia. Sampai saat ini pengendalian penyakit kulit diplodia di Kalimantan selatan masih belum efektif dan efisien (Salamiah, 2010).

Hasil penelitian yang dilakukan secara eksperimen di kebun jeruk milik Bapak Pardi di Desa Karang Indah Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala menunjukan bahwa ketiga jenis perlakuan yang digunakan untuk menguji pengurangan luas serangan atau tingkat kesembuhan penyakit diplodia pada tanaman jeruk ini secara statistika tidak berbeda nyata.

Dari hasil yang diperoleh pengendalian penyakit diplodia pada tanaman jeruk dengan menggunakan tanpa pestisida (kontrol) juga mengalami pengurangan luas serangan dengan rata-rata pengurangan terakhir sebesar 1,39 cm sehingga tanaman dapat dikatakan hampir sembuh, menurut pengamatan peneliti hal ini dikarenakan meskipun tanpa diberi aplikasi khusus akan tetapi tetap diberikan perlakuan awal yang sama seperti pembersihan pohon dengan cara disikat dan disiram dengan air sehingga lumut-lumut /gom yang menempel pada pohon terangkat habis, kemudian dilanjutkan dengan pemberian kapur dan pupuk dasar, ini juga akan sangat membantu dalam proses penyembuhan. sifat dasar jamur yang menyukai tempat lembab dan asam di lawan dengan sifat dasar kapur yang basa akan mampu menetralkan lingkungan sehingga kehidupan jamur sangat terganggu ketika lingkungan yang disenanginya berubah.

Kemampuan tanaman jeruk yang terserang penyakit diplodia setelah diaplikasikan campuran beberapa bahan kimia yang digunakan petani saat ini juga mengalami pengurangan luas serangan, ini berarti campuran beberapa bahan kimia ini juga dapat dikatakan efektif. Jika dirunut dari bahan-bahan yang dikandung campuran beberapa pestisida ini terdiri dari insektisida, fungisida dan zat pengatur tumbuh. Berdasarkan unsur-unsur yang terkandung dalam tiap-tiap jenis pestisida yang digunakan memiliki banyak keberagaman, sehingga jika secara logika perlakuan inilah yang paling efektif, ternyata tidak begitu juga.

            Berdasarkan dari hasil penelitian meskipun tidak memberikan hasil yang signifikan dapat dikatakan bahwa perlakuan dengan menggunakan bubur california yang memiliki rata-rata pengurangan luas serangan 3,15 cm.

Jika kita lihat dari grafik, hasil yang didapatkan mengalami turun naik luas serangan yang diukur, karena pada saat pengamatan setelah aplikasi luas serangan mengecil namun karena musim hujan luas serangan bertambah besar, patogen penyebab penyakit yang masih ada kembali menyerang tanaman jeruk tersebut, sehingga dilakukan pengulangan pengaplikasian pada minggu ke-4, hasilnya terlihat pada minggu ke-5 luas serangan kembali mengecil. Kemudian pada minggu ke-10 pengaplikasian diulang kembali karena luas serangan mengalami pertambahan lagi, sehingga pada minggu ke-11 luas serangan kembali mengecil hingga pengamatan terakhir.

 Namun dari luas serangan awal dikurang dengan luas serangan akhir mengalami pengurangan luas serangan, naik turunnya luas serangan dari tiap-tiap minggu ini dipengaruhi oleh cuaca yang pada saat pengaplikasian jatuh pada musim hujan,

Menurut Salamiah (2008) penyebaran patogen B. theobromae adalah melalui vector serangga, penempelan/pelukaan, penyemprotan lewat udara dan percikan air, selain itu sumber infeksi cendawan ini melalui biji, kulit buah yang jatuh dibawah tajuk pohon jeruk, tunggul tanaman/tanaman mati dan cabang pohon yang masih sehat.

 

 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

 

Ketiga jenis perlakuan yang digunakan dalam  pengujian pengendalian penyakit diplodia pada tanaman jeruk secara statistik tidak memiliki pengaruh nyata, pengujian dengan menggunakan perlakuan bubur california memiliki angka kesembuhan yang lebih tinggi terhadap pengurangan luas luka penyakit diplodia pada tanaman jeruk  dengan pengurangan luas luka sebesar 2,10 cm selanjutnya diikuti dengan perlakuan dengan menggunakan campuran beberapa pestisida  memiliki angka yaitu sebesar 2,05 cm sedangkan tanpa perlakuan (kontrol) memiliki luas  pengurangan luka terkecil yaitu sebesar 1,79 cm.

Saran

 

Perlu dilakukan penelitian lanjutan diwaktu berbeda untuk aplikasi agar perlakuan yang diberikan tidak tercuci air hujan dan mengurangi munculnya hama dan penyakit ketika cuaca lembab serta perlu penelitian dengan menggunakan beberapa dosis yang berbeda agar mengetahui dosis berapa yang lebih efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

 

Balitjestro [Balai Penelitian Jeruk Dan Buah Subtropik]. 2003. Pengelolaan            Terpadu Kebun Jeruk Sehat, Strategi    Pengendalian Penyakit CVPD. Balai         Penelitian Tanaman Jeruk Dan Buah Subtropika, Kota Batu

 

Tjiptono, P. 1984. Pengendalian Hama Dan   Penyakit Jeruk Di Indonesia. Lokakarya Jeruk Kedua. Jakarta.

 

Purba, T.L,. L.N,. Sari, A,. Hermayani, R.D,. Siregar, S,S,. Rejeki, S,.Machmudah, Rudiansyah. 2016. Buku Pengayaan Bahasa Indonesia, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Global Pratama. Banjarbaru.

 

Salamiah. 2008. Studi Sumber Inokulum dan            Cara Penyebaran Patogen       Botryodiplodia theobromae.                  Penyebab Penyakit Kulit Diplodia             Pada Jeruk       Siam Banjar. Agrin. 12           (1) : 87-99.

 

Salamiah. 2010. Peranan Toksin yang Dihasilkan oleh Botryodiplodia theobromae di Dalam Menimbulkan Penyakit Diplodia pada Beberapa Jenis Jeruk. J. Fitomedika, Indonesian Jurnal Of Phytomedicine. 7 (2) : 119-124.

 

Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

 

 

 

 


Comments

Popular posts from this blog

OIL PALM BIOENERGY CROPPING: THE CHANGE of SOIL QUALITY

Pengaruh Konsentrasi GA3 Dan Kinetin Pada Dua Media Terhadap Pertumbuhan Planlet Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Pada Tahap Subkultur

Pengaruh Aplikasi Kompos Berbahan Utama Ampas Kopi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.)

TERBARU

loading...