Pengaruh Aplikasi Kompos Berbahan Utama Ampas Kopi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.)
Pemprasaran : Fajarizky Alamsyah
NIM : E1A213215
Dosen
Pembimbing : 1. Dr. Ir. Ahmad Kurnain,
M.Sc
2. Ir. Jumar, M.P
ABSTRAK
Tanaman
pakcoy merupakan tanaman sayuran yang memiliki rasa yang enak, mudah didapat,
dalam pembudidayaannya relatif mudah,
dan banyak memiliki manfaat bagi kesehatan. Widadi (2003) menyatakan
bahwa kandungan yang terdapat pada pakcoy adalah kalori, protein, lemak,
karbohidrat, serat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Pasang surutnya produksi pakcoy akibat
penggunaan pupuk kimia atau pupuk anorganik sebagai sumber unsur hara secara
terus menerus dapat mengakibatkan matinya organisme tanah sehingga tidak
terjagannya keseimbangan lingkungan yang dapat mengakibatkan penurunan produksi
tanaman. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkakan produksi adalah
dengan melakukan penambahan pupuk dan perbaikan kesuburan tanah dengan
menggunakan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan, dan limbah
pertanian. Penelitian ini menggunakan limbah kopi yaitu berupa ampas kopi yang
dibuat kompos yang diaplikasikan pada tanaman pakcoy dengan tujuan untuk
melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy serta dosis
yang tepat. Penelitian ini dilaksanakan
pada Bulan Januari 2020 sampai dengan Bulan Maret 2020 yang bertempat di
Lokasi CV. Banjar Jaya Mashroom, Jalan Lestari 3 No.73B, Sungai Besar,
Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan rancangan lingkungan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal yaitu
pemberian kompos berbahan ampas kopi pada tanaman pakcoy (p) yang terdiri 4
taraf p0: tanpa kompos ampas kopi (kontrol) ; p1
10 ton.ha-1
; p2 20 ton.ha-1 dan p3 30 ton.ha-1. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak lima kali, sehingga menghasilkan 20 satuan percobaan. Variabel pengamatan adalah tinggi
tanaman, jumlah daun, lebar daun, lingkar batang, dan berat basah. Hasil
penelitian penunjukkan bahwa perlakuan kompos ampas kopi berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman, lebar daun, dan berat basah tanaman pakcoy. Adapun
dosis terbaik dari kompos ampas kopi untuk tanaman pakcoy adalah 20 ton.ha-1.
Kata Kunci : Sawi, ampas kopi, kompos
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permintaan komoditas sayuran di Indonesia terus
meningkat, seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk. Berdasarkan data Kemendag, baik dari segi volume maupun nilai
impor buah dan sayuran terlihat masih mengalami kenaikan. Tercatat, impor buah dan sayur pada triwulan
pertama 2015 sebesar 259 ribu ton atau turun 29,2% dari periode yang sama tahun
sebelumnya. Sementara itu, ekspor buah dan sayuran tahun 2015 tercatat sebesar
957,5 ribu ton atau naik 33,5% dari tahun sebelumnya (Deptan, 2015).
Tanaman pakcoy merupakan tanaman sayuran yang
memiliki rasa yang enak, mudah didapat, dalam pembudidayaannya relatif
mudah, dan banyak memiliki manfaat bagi
kesehatan. Widadi (2003) menyatakan bahwa kandungan yang terdapat pada pakcoy
adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, Ca, P, Fe, Vitamin A,
Vitamin B, dan Vitamin C. Pasang
surutnya produksi pakcoy akibat penggunaan pupuk kimia atau pupuk anorganik
sebagai sumber unsur hara secara terus menerus dapat mengakibatkan matinya organisme
tanah sehingga tidak terjagannya keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu salah
satu alternatif untuk meningkatkan
produksi packcoy adalah dengan penggunaan pupuk organik yang berasal
dari limbah pertanian, pupuk kandang, pupuk hijau, serta kompos sebagai pengganti
sumber unsur hara dari pupuk anorganik yang ramah lingkungan.
Bahan organik yang potensial untuk dijadikan pupuk organik adalah kotoran ayam, pupuk kandang sapi, dan pupuk kandang kambing. Selain pupuk kandang, di Indonesia juga terdapat beberapa jenis limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan organik untuk pembuatan pupuk organik. Salah satunya adalah limbah kopi. Kopi yang diminum biasanya menyisakan ampas, dan ampas ini dibuang begitu saja setelah digunakan. Ampas kopi mempunyai banyak manfaat, terutama bagi tumbuhan yaitu dapat menambah asupan Nitrogen, Fosfor, dan Kalium (NPK) yang dibutuhkan oleh tanaman dan dapat menyuburkan tanah (Yunus, 2010). Menurut Losito (2011), ampas kopi merupakan bahan pupuk organik yang ekonomis dan ramah lingkungan. Ampas kopi mengandung 2,28% nitrogen, 0,06% fosfor, dan 0,6 kalium. Nilai pH ampas kopi sedikit asam, berkisar 6,2 pada skala pH. Selain itu, ampas kopi mengandung magnesium (Mg), sulfur (S), dan kalsium (Ca) yang berguna untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Penggunaan ampas kopi sebagai bahan pembuatan pupuk organik diharapkan mampu memberikan sumbangsih nutrisi pada kegiatan budidaya tanaman pakcoy sehingga mampu meningkatkan produksi atau hasil tanaman pakcoy.
Pembuatan pupuk kompos berbahan ampas kopi.
Kompos berbahan ampas kopi dibuat dengan fermentasi menggunakan
mikroba perombak (dekomposer) M-21 selama 21 hari, sampai kompos matang dan
siap untuk digunakan. Kompos ini dibuat sebanyak 10 kg (10.000 g) dengan
bahan-bahan sebagai berikut (Jumar dan Saputra, 2018) :
1.
Ampas kopi sebanyak 8.000 g (8 kg), yang
didapatkan dari Kedai Kopi Pasar dan Kafe Big Coffee Kota Banjarbaru.
2.
Kotoran sapi sebanyak 1.500 g (1,5 kg),
berasal dari sapi yang mengkonsumsi rumput (Hijauan Makanan Ternak = HMT)
3.
Kapur pertanian sebanyak 400 g (0,4 kg)
4.
Dedak padi sebanyak 100 g (0,1 kg)
5.
Tetes tebu (molasses) sebanyak 10 mL.
6.
Dekomposer M-21 sebanyak 10 mL.
Bahan-bahan tersebut yakni ampas kopi, kotoran sapi, kapur pertanian,
dan dedak padi dicampurkan dan diaduk sampai tercampur merata. Selanjutnya, decomposer M-21 dicampurkan
dengan tetes tebu dan ditambah air sebanyak dua liter. Campuran ini kemudian diaduk sampai
rata. Berikutnya, dekomposer ini
disiramkan ketumpukan bahan yang difermentasi, dan diaduk sampai rata. Adukan selanjutnya ditutup dengan
karung. Setiap hari adukan dicek
suhunya, dan jika suhu melebih 40oC maka dilakukan pengadukan. Kegiatan ini berlangsung selama 21 hari. Jika suhu kompos telah turun yakni sekitar
33-35oC, terjadi perubahan warna menjadi coklat-kehitaman, dan
berbau seperti bau tanah, maka proses fermentasi telah selesai dan kompos telah
siap digunakan sebagai bahan penelitian. Kompos yang telah selesai (telah jadi)
selanjutnya diuji di Labolatorium BALITTRA Banjarbaru guna
memastikan kandungan kompos yang dibuat (N, P. K, Ca, Mg, C-organik, dan pH).
Persiapan Media tanam
Bahan yang digunakan pada media tanam berupa tanah mineral sebanyak 5
kg/polybag. Tanah mineral diambil
sekitar lokasi CV. Banjar Jaya Masroom, Jalan Lestari 3 No. 73B, Sungai Besar, Banjarbaru Selatan,
Kota Banjarbaru. Tanah dihaluskan dengan
ditumbuk, dan batu serta akar-akar tanaman yang terbawa dibuang. Selanjutnya tanah dicampur dengan pupuk urea
dengan dosis 50 kg/ha (atau 0,25 g per tanaman), kompos berbahan ampas kopi dengan perbandingan pupuk 10, 20, dan 30 ton/ha, selanjutnya diaduk
merata dan ditempatkan pada polybag penelitian.
Tanah yang telah bercampur dengan pupuk dibiarkan selama satu minggu,
setelah itu baru dilakukan penanaman bibit tanaman pakcoy.
Penyemaian benih
Benih pakcoy disemai menggunakan nampan kecil
hingga tanaman memiliki tiga daun,
selanjutnya tanaman dipindah
kemedia tanam utama yaitu polybag.
Penanaman bibit
kemedia polybag
Bibit tanaman pakcoy yang telah disemai
dipindah pada media tanaman utama yang menggunakan polybag dengan memberikan
lobang tanam pada bagian tengah media, kemudian masukkan satu bibit tanaman
pakcoy.
Penyiraman
tanaman
Penyiraman pakcoy pada
penelitian ini dilakukan setiap pagi dan sore hari menggunakan gembor. Jika ada hujan cukup dilakukan penyiraman sebanyak satu kali sehari.
Penyiangan gulma
Penyiangan gulma
dilakukan guna membersihkan media tanam untuk mengurangi persaingan penyerapan
unsur hara pada media dan mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman. Jika
terjadi serangan hama makan akan dilakukan pengendalian menggunakan pestisida
nabati berbahan dasar lengkuas, jahe, dan tembakau dengan cara menyemprotkan
pada setiap satuan percobaan.
Panen
Pemanenan tanaman
pakcoy dilakukan dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman lalu dilakukan
pembersihan bagian akar dengan cara dipotong.
Pengamatan
Pengamatan dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun,
lebar daun, dan bobot basah tanaman
pakcoy.
Analisa Data
Sebelum dilakukan analisis ragam, data yang ada terlebih
dahulu dilakukan uji terhadap asumsi
kehomogenan ragam dengan menggunakan uji Barlett. Apabila data homogen maka
dianalisis ragam menggunakan uji-F pada taraf 5%. Apabila hasil analisis ragam
menunjukan berpengaruh nyata atau sangat
nyata, maka dilanjutkan dengan
perbandingan uji beda nilai tengah menggunakan Least Significant Difference (LSD) pada taraf 5%.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan hasil
analisa menggunakan uji barlet, menunjukkan bahwa data penelitian homogen, dan
berdasarkan uji F dengan taraf kesalahan 5% bahwa perlakuan kompos ampas kopi
berpengaruh pada tinggi tanaman dan lebar daun
umur 28 HST, lebar batang, dan berat basah tanaman pakcoy.
Tinggi tanaman
Berdasarkan hasil analisis ragam menggunakan uji F memperlihatkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata pada minggu keempat setelah tanam. Gambar 1 menunjukkan pertumbuhan tanaman pakcoy yang diberi perlakuan kompos berbahan ampas kopi dari minggu pertama sampai minggu keempat setelah tanam.
Hasil uji beda
nilai tengah menggunakan LSD pada 28 HST menunjukkan bahwa kontrol (p0) berbeda
nyata dengan dengan perlakuan kompos, akan tetapi antar perlakuan kompos (p1,
p2, dan p3) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Artinya pemberian takaran
yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan tinggi
tanaman pakcoy.
Jumlah daun
Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan kompos ampas kopi tidak menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman pakcoy. Gambar 2 berikut menunjukkan pertumbuhan jumlah daun dari 7 HST, 14 HST, 21 HST, dan 28 HST.
Pertumbuhan jumlah daun
pada setiap minggunya mengalami pertumbuhan yang normal, ini dapat dilihat dari
Gambar 2 di atas yang menunjukkan bertambahnya jumlah daun setiap minggu.
Lebar
daun
Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan kompos ampas kopi menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman pakcoy pada 28 HST. Gambar 3 berikut menunjukkan rata-rata lebar daun tanaman pakcoy dari 7 HST, 14 HST, 21 HST, dan 28 HST.
Hasil uji beda menggunakan
LSD menunjukkan bahwa kontrol (p0) berbeda sangat nyata dengan perlakuan kompos
ampas kopi, akan tetapi antar perlakuan kompos (p1, p2, dan p3) tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata. Artinya pemberian takaran yang berbeda tidak memberikan pengaruh
yang berbeda terhadap lebar daun tanaman pakcoy, yakni p1(7,38 cm), p2 (7,74 cm) ,dan p3 (7,3 cm).
Lingkar
batang
Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan kompos ampas kopi tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap lingkar batang tanaman pakcoy. Gambar 4 berikut yang menunjukkan rata-rata lingkar batang tanaman pakcoy.
Gambar 4 di atas
memperlihatkan rata-rata lingkar batang pada tanaman pakcoy tanpa pemberian
kompos ampas kopi (p0) = 9,8 cm tidak jauh berbeda dengan perlakuan yang
diberikan kompos ampas kopi (p1) = 12,1 cm, (p2) = 13,5 cm, dan (p3) = 11,2 cm.
Berat basah
Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan kompos menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap berat basah tanaman pakcoy. Pada Gambar 5 memperlihatakan rata-rata berat basah tanaman pakcoy yang diberi kompos ampas kopi.
Hasil uji beda
nilai tengah menggunakan LSD menunjukkan bahwa kontrol (p0 = 27 g) berbeda sangat
nyata dengan perlakuan pemberian kompos ampas kopi (p1 = 54 g, p2 = 74 g, dan
p3 = 51 g). Perlakuan p1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan
p2 dan p3, akan tetapi perlakuan p2 dan p3 menunjukkan perbedaan yang sangat nyata.
Pada Gambar 5 di atas terlihat bahwa rata-rata berat basah perlakuan p2 (20
ton.ha-1) menghasilkan berat basah tertinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya meskipun pengaruhnya tidak berbeda dengan perlakuan p1 yang hanya diberi
10 ton.ha-1.
Pembahasan
Peningkatan
pertumbuhan dan hasil tanaman pokcay, di antaranya dapat dilakukan dengan
pemupukan. Pemupukan dapat dilakukan melalui akar maupun daun. Pemupukan melaui
akar dapat berupa pupuk organik mupun anorganik dengan tujuan untuk menambah
unsur hara ke dalam media tanam, karena sesungguhnya tanah mempunyai
keterbatasan dalam menyediakan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman.
Respon pertumbuhan tanaman terhadap pemupukan
dapat dilihat dengan mengukur parameter
pengamatan tanaman yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, lingkar
batang, dan berat basah.
Tinggi tanaman
Hasil
analisa menunjukkan bahwa pupuk kompos berbahan ampas kopi memberikan pengaruh
yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman pakcoy pada minggu ke empat
yaitu 28 hari setelah tanam. Tidak berpengaruhnya kompos ampas kopi pada minggu
pertama hingga minggu ke tiga diduga kompos masih mengalami proses perubahan
dari bentuk organik menjadi anorganik yang dapat diserap oleh tanaman. Diperkuat
lagi oleh Marsono dan Palus (2002) dalam Septiyanti (2018)
bahwa saat pupuk organik diberikan pada tanah, bahan organik pada
pupuk akan dirombak oleh mikroorganisme pengurai menjadi senyawa anorganik yang
mengisi ruang pori tanah sehingga tanah menjadi gembur. Dengan demikian
memudahkan tanaman dalam menyerap unusr hara dari tanah. Sementara pada
minggu ke empat diduga kompos ampas kopi sudah dalam bentuk tersedia bagi
tanaman. Ini menunjukkan bahwa kompos berbahan ampas kopi memiliki kandungan
unsur hara yang diperlukan oleh tanaman pada masa pertumbuhan terutama pada
fase vegetatif. Keadaan ini sesuai
dengan hasil penelitian Kasongo et al. (2011) bahwa aplikasi
kompos ampas kopi dengan dosis 20 t.ha-1 mampu meningkatkan pH tanah berpasir dari
5,11 menjadi 6,17, meningkatkan unsur hara Nitrogen dari 0,04% menjadi 0,12%, meningkatkan
C-organik dari 0,82% menjadi 1,58%, meningkatkan P-tersedia dari 14 ppm menjadi
19 ppm, dan meningkatkan
Kalium dari 11,7 ppm menjadi 159,9 ppm, pada tanah 12 bulan setelah inkubasi.
Pemberian dosis kompos ampas kopi yang
berbeda dalam penelitian ini memberikan respon yang sama terhadap tinggi
tanaman, hal ini diduga karena pemberian unsur hara yang berlebihan tidak akan
diserap oleh tanaman dan akan menjadi residu didalam tanah. Gambar 1 terlihat rata-rata tinggi tanaman pada
perlakuan p2 menunjukkan nilai rata-rata tertinggi yaitu 18,3 cm dengan dosis 20
ton.ha-1 meskipun secara statistik tidak berbeda dengan perlakuan p1
yang memiliki dosis lebih rendah yaitu 10 ton.ha-1 dan p3 30 ton.ha-1
, sehingga bisa dikatakan perlakuan p2 dengan dosis 20
ton.ha-1 adalah perlakuan terbaik untuk tanaman pakcoy.
Lebar daun
Hasil
analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan kompos ampas kopi memberikan
pengaruh sangat nyata pada lebar daun pada minggu ke empat. Hal ini diduga
berkaitan dengan pertumbuhan tinggi tanaman bahwa unsur hara dari kompos ampas
kopi dapat tersedia dan dapat diserap oleh tanaman pada minggu ke empat. Selain
itu diduga kandungan unsur hara yang terdapat dalam ampas kopi yang ditambah
sedikit dengan kotoran sapi
memiliki kandungan unsur P yang tinggi yang berfungsi sebagai pembelahan sel,
perkembangan akar, dan perbaikan kualitas tanaman. Berkembangnya akar pada
tanaman menyebabkan daya serap tanaman terhadap unsur hara terutama unsur N
menjadi meningkat, dengan adanya kandungan N pada
bahan organik tanah dapat meningkatkan jumlah klorofil pada daun dan
menyebabkan proses fotosintesis berjalan lebih giat dan karbohidrat yang
dihasilkan emakin meningkat. Karbohidrat diperlukan untuk perkembangan daun
yaitu memperbesar lebar daun per tanaman.
Berdasarkan analisis lanjut bahwa perbedaan
dosis kompos ampas kopi tidak memberikan pengaruh yang nyata baik 10 ton, 20
ton, maupun 30 ton terhadap pertumbuhan lebar daun. Namun dapat dilihat pada
Gambar 3 rata-rata lebar daun tertinggi yaitu pada perlakuan p2 20 ton.ha-1.
Hal ini membuktikan bahwa perlakuan p2 merupakan dosis kompos ampas kopi yang
terbaik bagi tanaman pakcoy.
Berat basah
Berdasarkan
analisis rata-rata berat basah tanaman pakcoy menunjukkan bahwa perlakuan
kompos ampas kopi berpengaruh sangat nyata pada berat basah tanaman pakcoy, hal
ini diduga kompos mampu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kemampuan
tanah dalam menyerap air dan
meningkatkan ketersediaan hara sehingga mampu
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Ernanda (2017) menyebutkan bahwa bobot
basah tanaman akan berbanding lurus
dengan kandungan airnya artinya semakin tinggi kandungan air maka berat
basah tanaman akan semakin tinggi. Bobot
basah tanaman yang sangat nyata menunjukkan
bahwa struktur tanah yang remah akibat pemberian kompos ampas kopi
mengakibatkan air yang diberikan saat penyiraman diserap dengan baik oleh
tanaman. Indriani (2007) menyebutkan pupuk
organik dapat melengkapi unsur hara makro dan mikro bagi tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki tekstur dan
struktur tanah. Bahan organik juga dapat
meningkatkan porositas, aerase dan
komposisi mikroorganisme tanah, membantu
pertumbuhan akar tanaman, meningkatkan daya serap air yang lebih lama oleh tanah. Terserapnya air dan CO2 dalam
jumlah yang cukup dengan dibantu cahaya
matahari akan menyebabkan fotosintesis berjalan
dengan baik sehingga karbohidrat yang dibutuhkan untuk pembelahan sel semakin banyak yang pada akhirnya menyebabkan jumlah
dan volume sel bertambah sehingga bobot basah tanaman juga bertambah.
Pertambahan tinggi tanaman pakcoy yang nyata pada pembahasan sebelumnya disebabkan
karena tanaman mendapatkan nutrisi dari
pemberian kompos ampas kopi yang diduga mengandung unsur N, P, dan K
yang tercukupi bagi tanaman. Hal ini sesuai
dengan pendapat Nguyen et al. (2016) yang menyatakan bahwa aplikasi
kompos ampas kopi akan meningkatkan N-total tanah secara signifikan
dibandingkan dengan aplikasi pupuk anorganik NPK dan terbukti sesuai dengan
hasil analisa kompos ampas kopi menunjukkan peningkatan pada unsur hara N pada
tanah dari 0,04% menjadi 0,12%.
Berdasarkan
uji lanjut menunjukkan bahwa perbedaan dosis perlakuan kompos ampas kopi menunjukkan perbedaan yang
nyata. Dimana perlakuan p1 dengan dosis 10 ton.ha-1 memberikan
pengaruh yang sama dengan perlakuan p2 dosis 20 ton.ha-1 akan tetapi
p1 berbeda nyata dengan p3, dan p2 sama dengan p3. Meskipun demikian dari
rata-rata berat basah tanaman sawi perlakuan p2 memberikan berat basah
tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar 74 g/tanaman. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa perlakuan kompos ampas kopi sangat bagus bagi pertumbuhan dan
hasil tanaman pakcoy dengan dosis 20 ton.ha-1.
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
Dari
hasil penelitian dilapangan dan setelah dilakukan analisis data serta
pembahasan mengenai kompos berbahan ampas kopi yang diberikan pada tanaman
pakcoy dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.
Kompos ampas kopi memberikan pengaruh pada
pertumbuhan tanaman pakcoy terutama pada pertumbuhan tinggi tanaman, lebar
daun, dan berat basah.
2.
Dosis terbaik yang dapat digunakan dalam
budidaya tanaman pakcoy menggunakan kompos
ampas kopi adalah sebesar 20 ton.ha-1
Saran
Perlu penelitian lebih lanjut menggunakan kompos ampas
kopi yang diberikan pada tanaman lain, agar lebih banyak referensi yang
menguatkan bahwa ampas kopi dapat digunakan sebagai pupuk yang kaya akan unsur
hara.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian. 2015. Impor
ekspor buah dan sayuran di Indonesia. www.kementrian pertanian.go.id. Diakses tanggal
10 September 2019
Ernanda, M. Y. 2017. Respon
pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy (Brassica
rapa L.) terhadap pemberian pupuk organic kandang ayam dan pupuk organic
cair (POC) urin sapi. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Medan Area.
Medan.
Indriani.
2007. Membuat Kompos Secara Kilat.Penebar Swadaya. Jakarta
Jumar dan Saputra, R.A. 2018.
Teknologi Pertanian Organik. Intelegensia Media. Malang.
Kasongo
R.K., A.Verdoodt, P. Kanyankagote, G. Baert & E. Van Ranst. 2010. Coffee
waste as an alternative fertilizer with soil improving properties for sandy
soils in humid tropical environments. Soil
Use and Management 27(1): 94-102.
Losito, Riseann. 2011. Coffee
grounds as garden fertilizers. http://www.ehow.com/about_6472165_coffee-grounds-gardenfertilizer
.html/. Diakses tanggal 10 September
2019.
Nguyen
N.K., B.V. Nguyen, S.H. Do & L.T. Lam. 2016. Effect of Biomixture
Containing Spent Coffee Ground and Milled Egg-Shells on The Yield of Okra
(Abelmoschus Esculentus Moench) and Soil Fertility under Greenhouse Conditions.
Advence Science Engineering Information Technology. 4(6): 495-501
Septiyanti, Nur. 2018. Pengaruh
kombinasi takaran dan jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.). Jurnal Agrijati vol 32 no 1.
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/agrijati/article/viewFile/2951/1579. Diakses
tanggal 3 April 2020.
Widadi. 2003. Pengaruh inokulasi ganda cendawan akar ganda
plasmodiophora meloidogynespp. terhadap pertumbuhan pakcoy. Dikutip dari:
http://pertanian.Uns.ac.id. Diakses tanggal 13 Oktober 2019.
Yunus, A. M. 2010. Manfaat kopi
dan ampas kopi. http://blog.amyunus.com/manfaat-kopi-dan-ampas-kopi/. Diakses tanggal 14 Oktober 2019.
Comments
Post a Comment