Pengaruh Konsentrasi GA3 Dan Kinetin Pada Dua Media Terhadap Pertumbuhan Planlet Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Pada Tahap Subkultur

ABSTRAK

Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan tanaman yang tumbuh secara epifit mempunyai akar udara yang berfungsi untuk melekat pada media (tempat tumbuh). Anggrek tebu ini merupakan tanaman yang sulit untuk dikembangbiakkan usaha untuk meningkatkan produksi tanaman, maka perlu penanganan khusus untuk perbanyakan dan  penyediaan eksplan (bahan tanam) yang bebas penyakit salah satunya yaitu dengan cara teknik kultur in-vitro dengan perlakuan dua media, berbagai konsentrasi GA3, berbagai konsentrasi Kinetin serta gabungan dari ketiga perlakuan tersebut terhadap pertumbuhan anggrek Tebu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi dan kombinasi zat pengatur tumbuh (ZPT) serta komposisi media terbaik.Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) tiga faktor yang diulang sebanyak tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan akar minggu ke delapan yaitu pada media VW sebanyak 3,37, pada media MS sebanyak 4,19.

Kata Kunci : Anggrek Tebu, Media, ZPT

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Anggrek tebu merupakan anggrek terbesar, paling besar dan paling berat diantara jenis-jenis anggrek lainnya.Di Indonesia anggrek tebu dapat dijumpai di hutan sekitar Sumatera, Kalimantan, Jawa sampai dengan Sulawesi. Tanaman ini tumbuh secara epifit pada pohon-pohon di hutan yang terbuka. Anggrek merupakan tanaman hias yang sangat memberi harapan yang baik. Produksi tanaman anggrek masih jauh dari permintaan pasar.Salah satu bentuk pemanfaatan bunga anggrek yang cukup besar adalah bunga potong. Selain itu, tanaman anggrek juga banyak dibeli untuk hiasan rumah tangga, baik oleh kolektor, pecinta, maupun pembeli biasa (Parnata, 2005).

Kebutuhan  anggrek  yang semakin meningkat perlu  ditunjang  dengan  penyediaan  bibit dalam  jumlah  banyak  dan  dalam  waktu  yang singkat dan kualitas yang baik (Maridass  et. al.,  2010).

Anggrek di  alam  menjadi  langka  dan  terancam punah karena efek langsung maupun tidak langsung  dari  aktivitas  manusia  termasuk pengkoleksian,  perusakan  habitat. Solusi  terbaik adalah dengan cara melalui  kultur jaringan dengan perbanyakan in-vitro dengan menyusun  komposisi  nutrisi,  hara  makro, hara mikro,  vitamin  serta  zat  pengatur  tumbuh untuk  pertumbuhan  tanaman. Metode perbanyakan secara in-vitro sangat penting untuk konservasi tumbuhan yang  langka  dan  terancam  punah (Maridass  et. al.,  2010).

Media tanam dalam kultur jaringan adalah tempat untuk tumbuh eksplan. Media tanam tersebut dapat berupa larutan (cair) atau padat. Penggunaan media cair adalah untuk keperluan suspense sel, yaitu untuk memperbanyak kalus yang sudah terbentuk, untuk isolasi dan untuk fusi protoplas. Sedangkan media padat digunakan untuk mendapatkan kalus (induksi kalus) dan medium diferensiasi yang berguna untuk menumbuhkan akar serta tunas sehingga kalus dapat tumbuh menjadi planlet (tanaman kecil) (Hendaryono dan Wijayani, 1994) dalam (Mahmudah, 2012).

Beberapa jenis media yang digunakan sebagai media dasar, seperti komposisi media Vacint and Went, Knudson C, serta Murashige and Skoog sering digunakan untuk mengecambahkan biji atau sebagai media kultur jaringan dalam bentuk padat atau cair (Yusnita, 2010).

Zat  pengatur  tumbuh  (ZPT)  adalah  senyawa  organik  bukan  nutrisi  yang  dalam konsentrasi rendah mampu mendorong, menghambat atau secara kualitatif  mengubah  pertumbuhan  dan  perkembangan  tanaman (Armini  et. al., 1991).

Subkultur atau overplanting adalah pemindahan planlet yang masih sangat kecil (planlet muda) dari medium lama ke dalam medium baru yang dilakukan secara aseptis di dalam entkas atau Laminar Air Flow(LAF).Tujuannya dari subkultur adalah agar planlet tetap mendapatkan unsur hara atau nutrisi untuk perkembangan dan pertumbuhannya (Hendaryono dan Wijayani, 1994) dalam (Mahmudah, 2012).

 

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan planlet anggrek tebu terhadap konsentrasi GA3 dan Kinetin pada media tumbuh dan untuk memperoleh komposisi media terbaik pada tahap pembesaran hasil yang diperoleh dari kultur jaringan.

 

Hipotesis

Terdapat respon terbaik konsentrasi GA3 dan Kinetin serta terdapat komposisi media tumbuh terbaik terhadap pertumbuhan planlet Anggrek tebu.

 

 

METODE PENELITIAN

 

Bahandan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu planlet anggrek tebu, air destilata, unsur makro, unsur mikro, sukrosa, myo-inositol, Fe-Na EDTA, vitamin, GA3, Kiniten, KOH, HCL, Ca3(PO4), KNO3, KH2PO4, MgSO4 7H2O, (NH4)2 SO4, MnSO4, Feri tartat, air kelapa, alcohol 70% dan 95%, agar.

 

 

Alat

            Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu LAF, oven, autoclaf, lemari es, neraca analitik, hotplate stirrer, botol tanam, aluminium  foil, gelas beker, gelas ukur, gelas erlenmeyer, gelas, pH-indikator strips, lampu bunsen, cawan petri, pengaduk kaca, gunting, masker, pinset kecil, pinset panjang, pipet kaca, pipet ball, corong kaca, penjepit, cling warp, sprayer, tisu, suntikan, keranjang besi, alat tulis, korek api, kertas label dan lain-lain.

 

Tempat dan Waktu

            Penelitian kultur jaringan anggrek tebu dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama tiga bulan, yaitu dari bulan Februari-April 2017.

 

 

Rancangan Percobaan

 

            Penelitian ini menggunakan percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) tiga faktor dengan perlakuan dua media, berbagai konsentrasi GA3, berbagai konsentrasi kiniten masing-masing terdiri dari tiga taraf yang diulang sebanyak tiga kali.

 

a.       Media VW                                                           

vG0K0= vw+ GA3 0 ppm+Kinetin 0 ppm

vG0K1= vw +GA3 0 ppm+Kinetin 2 ppm

vG0K2= vw +GA3 0 ppm+Kinetin 4 ppm

vG1K0= vw+ GA3 1,5 ppm+Kinetin 0 ppm

vG1K1= vw+ GA3 1,5 ppm+Kinetin 2 ppm

vG1K2= vw+ GA3 1,5 ppm+Kinetin 4 ppm

vG2K0= vw+ GA3 2 ppm+Kinetin 0 ppm

vG2K1= vw+ GA3 2 ppm+Kinetin 2 ppm

vG2K2= vw+ GA3 2 ppm+Kinetin 4 ppm

 

 

b.      Media MS

mG0K0= ms+ GA3 0 ppm+Kinetin 0 ppm

mG0K1= ms+GA3 0 ppm+Kinetin 2 ppm

mG0K2= ms +GA3 0 ppm+Kinetin 4 ppm

mG1K0= ms+ GA3 1,5 ppm+Kinetin 0 ppm

mG1K1= ms+ GA3 1,5 ppm+Kinetin 2 ppm

mG1K2= ms+ GA3 1,5 ppm+Kinetin 4 ppm

mG2K0= ms+ GA3 2 ppm+Kinetin 0 ppm

mG2K1= ms+ GA3 2 ppm+Kinetin 2 ppm

mG2K2= ms+ GA3 2 ppm+Kinetin 4 ppm

 

            Dari percobaan tersebut terdapat sembilan perlakuan, dimana setiap perlakuan di ulang sebanyak tiga kali, sehingga terdapat 54 satuan percobaan.Setiap satuan percobaan terdiri dari empat botol dengan setiap botol diisi dengan tiga planlet, sehingga semuanya menjadi 216 botol tanam.

 

 

Pelaksanaan Penelitian

 

Persiapan

 

             Persiapan dilakukan terutama untuk pengadaan bahan dan alat yang akan digunakan. Bahan tanam berupa planlet anggrek tebu hasil subkultur yang diambil di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

 

Sterilisasi Alat

 

            Semua peralatan harus dalam keadaan bersih dan steril. Peralatan yang terbuat dari gelas seperti botol kultur, cawan petri dan alat lainnya berbahan logam dicuci bersih, dikeringkan, kemudian dibungkus dengan kertas dan disterilisasi kering dengan oven selama 2 jam dengan suhu 1800 C.

 

 

Pembuatan Media

   Cara pembuatan media VW adalah siapkan komposisi media VW yang terdiri dari unsur : makro, mikro, vitamin, dan ZPT, serta bahan-bahan tersebut ditimbang dan masukan kedalam air kelapa yang sudah ada dalam erlenmayer, masukkan sokrusa yang sudah ditimbang, kemudian campur dengan stok larutan Ca3(PO4), KNO3, KH2PO4, MgSO4 7H2O, (NH4)2SO4, MnSO4, Feri tartat.

Pembuatan media MS adalah melarutkan senyawa mikronutrien, myo-inositol, air kelapa, pupuk daun, zat pengatur tumbuh dan sukrosa yang telah ditimbang kemudian dimasukan ke dalam erlenmeyer yang berisi air destilata. Kemudian di tambahkan larutan stok mikronutrien, larutan stok makronutrien vitamin, Fe-Na EDTA.

 

Sterilisasi Media Tanam

Media yang telah dimasukkan ke dalam botol kemudian disterilisasi basah dengan autoclaf pada tekanan 17,5 psi dan suhu 1210 C selama 20 menit. Media steril disimpan ke dalam ruangan kultur yang steril dengan suhu 250 C.

 

Penimbangan

Bobot media tanam ditimbang sebelum melakukan penanaman planlet anggrek tebu dan sesudah dilakukan penanaman, botol media yang berisi planlet ditimbang kembali untuk mengetahui berat bobot awal planlet.Kemudian pada akhir pengamatan dilakukan penimbangan kembali untuk mengetahui berat bobot akhir planlet.

 

Sterilisasi Air Destilata

            Air destilata yang telah dimasukkan ke dalam botol kemudian disterilisasi basah kembali untuk mensetrilkan wadahnya dengan autocklaf pada tekanan 17,5 psi dan suhu 1210 C selama 20 menit. Media steril disimpan disimpan kedalam ruangan kultur yang steril dengan suhu 250 C.

 

 

 

Penanaman

            Penanaman dilaksanakan dengan cara memindahkan sebanyak tiga planletdari media sebelumnya ke dalam media perlakuan yang dilakukan di dalam LAF yang disiapkan terlebi dahulu.

 

Inkubasi Dalam Ruangan

            Planlet yang telah ditanam kemudian dibesarkan dalam ruang kultur pada rak-rak yang tersedia di dalamnya. Cahaya yang dibutuhkan tanaman bersumber dari lampu fluorescent dengan intensitas cahaya 1000-2000 lux. Ruangkultur harus dilengkapi dengan pendingin ruangan yang suhunya berkisar antara 18-220 C.

 

Pengamatan

            Pesentase planlet hidup. Pengamatan dilakukan setiap dua minggu sekali selama periode kultur di media perlakuan in-vitro, dengan lama pengamatan selama delapan minggu. Persentase planlet yang hidup dalam media perlakuan in-vitro merupakan perhitungan dari setiap botol perlakuan yang tidak terkontaminasi.

            Persentase kontaminasi. Pengamatan dilakukan setiap dua minggu sekali, botol kultur yang terkontaminasi dihitung jumlahnya mulai dari awal hingga akhir penelitian dalam media in-vitro.

            Bobot segarplanlet. Pengamatan dilakukan pada awal dan akhir penanaman planlet secara in-vitro. Bobot planlet dalam media perlakuan in-vitro diketahui dengan cara mengurangi bobot botol media yang telah diisi planlet dengan bobot botol yang hanya berisi media.

            Pertambahan jumlah daun (helai). Pengamatan dilakukan setiap dua minggu sekali dengan cara menghitung jumlah daun yang sudah terbentuk (saat berada dalam media in-vitro dalam satu botol (ulangan), dimana setiap botol berisi tiga planlet. Perhitungan jumlah daun pada percobaan ini merupakan jumlah daun n-MST dikurangi dengan jumlah 0-minggu setelah tanam (MST)..

Pertambahan jumlah akar (buah). Pengamatan dilakukan setiap dua minggu sekali dengan cara menghitung jumlah akar  yang sudah terbentuk (saat berada dalam media in-vitro dalam satu botol (ulangan), dimana setiap botol berisi tiga planlet. Perhitungan jumlah akar  pada percobaan ini merupakan jumlah akar n-MST dikurangi dengan jumlah 0-MST.

Analisis Data

 

            Data hasil pengamatan dianalisis terlebih dahulu dengan uji kehomogenan ragam barlet data yang homogen dilanjutkan dengan analisis anova, tetapi jika ada data yang tidak homogen dilakukan transformasi dalam Log (x+n), n=1,2…10 dan  , n = 1,2..10 jika data homogen dapat dilakukan analisis ragam dengan Uji F-Hitung pada taraf nyata 5%.

            Data persentase planlet hidup, persentase kontaminasi, bobot segar akhir dan pertambahan jumlah daun minggu ke-6 di uji kehomogenan data dengan penggunaan uji barlet, akan tetapi data yang diperoleh tidak homogen, sehingga dilakukan transformasi data dengan log dan (SQRT) namun hasil data tetap tidak homogen, karena data tetap tidak homogen maka dilakukan uji friedman non parametrik untuk mengetahui perbedaan masing-masing perlakuan selama pengamatan. Analisis data menggunakan software MINITAB versi 16. Data hasil analisis uji friedman pada taraf > 0,05 yang tidak berbeda nyata tidak dilanjutkan lagi ke uji komparasi berganda.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil persentase planlet hidup dapat dilihat pada (Tabel 1).Hasil uji friedman menunjukkan bahwa tidak terdapat perlakuan yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan planlethidup  pada minggu ke 2, 4, 6 dan 8 dengan P = 1,00. Perlakuan yang tidak berpengaruh nyata tidak dilanjutkan lagi ke uji komparasi berganda.

 

Hasil persentase kontaminasi dapat dilihat pada (Tabel 1).Hasil uji friedman menunjukkan bahwa tidak terdapat perlakuan yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan planlethidup  pada minggu ke 2, 4, 6 dan 8 dengan P = 1,00. Perlakuan yang tidak berpengaruh nyata tidak dilanjutkan lagi ke uji komparasi berganda.

 

Hasil bobot segarplanlet dapat dilihat pada (Tabel 1). Hasil uji friedman menunjukkan signifikan dengan P = 0,019, namun datanya banyak menghasilkan nilai negatifsehingga tidak dilanjutkan lagi ke uji selanjutnya.

 

Hasil rata-rata pertambahan jumlah daun minggu ke-6 dapat dilihat pada (Tabel 1).Hasil uji friedman menunjukkan bahwa tidak terdapat perlakuan yang berpengaruh nyata pertambahan jumlah daun minggu ke-6  dengan P = 0,148. Perlakuan yang tidak berpengaruh nyata tidak dilanjutkan lagi ke uji komparasi berganda.

Tabel 1. Hasil uji Friedman terhadap peubah persentase planlet hidup, persentase kontaminasi, bobot segar dan pertambahan jumlah daun minggu ke-6

 

Perlakuan

Persentase planlet hidup(mst)

Persentase kontaminasi

Bobot akhir planlet

Pertambahan jumlah daun minggu ke-6

2

4

6

8

2

4

6

8

vG0K0

100

100

100

100

0

0

0

0

-0,326

9,396

vG0K1

100

100

100

100

0

0

0

0

-0,269

8,854

vG0K2

100

100

100

100

0

0

0

0

-0,702

8,368

vG1K0

100

50

50

50

0

50

50

50

-0,282

7,549

vG1K1

75

50

50

50

25

50

50

50

-0,414

8,188

vG1K2

100

100

75

75

0

0

25

25

-0,306

8,604

vG2K0

100

100

100

100

0

0

0

0

-0,540

9,507

vG2K1

100

100

100

100

0

0

0

0

-0,896

9,965

vG2K2

100

100

100

100

0

0

0

0

-0,421

9,160

mG0K0

100

100

100

100

0

0

0

0

-0,374

9,146

mG0K1

100

100

100

100

0

0

0

0

-0,169

9,257

mG0K2

100

100

75

75

0

0

25

25

-0,107

8,354

mG1K0

100

100

100

100

0

0

0

0

-0,147

9,618

mG1K1

100

100

100

100

0

0

0

0

-0,126

8,688

mG1K2

100

100

100

100

0

0

0

0

-0,200

9,160

mG2K0

100

100

100

100

0

0

0

0

-0,217

9,771

mG2K1

100

75

75

75

0

25

25

25

0,226

9,951

mG2K2

100

100

100

100

0

0

0

0

-0,246

9,840

Uji Friedman

 

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

s

 

ns

P

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

0,019

0,148

Keterangan: P = peluang ns = nonsignifikan, apabila P lebih besar dari 0,05, s = signifikan,  apabila P lebih kecil dari 0,05 mst = minggu setelah tanam

 

Grafik bobot awal planlet

 

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa semua perlakuan tidak berpenaruh nyata terhadap nilai bobot awal planlet.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keterangan : v = Media VW, m = media MS, G= GA3, K= Kiniten g = gram

Gambar 1. Grafik bobot awal (gr) planlet hidup anggrek tebu

 

Pada (Gambar 1). Diatas menunjukkan bahwa pada peubah bobot awal planlet cenderung lebih tinggi terdapat pada perlakuan media VW + GA3 2 ppm + Kiniten 2 ppm (vG2K1) yaitu 2,90 g dan cenderung terendah terdapat pada perlakuan media MS + GA3 0 ppm + Kiniten 4 ppm (mG0K2) yaitu 1,67 g.

 

Pertambahan jumlah daun

 

            Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa semua perlakuan tidak berpenaruh nyata terhadap nilai pertambahan jumlah daun minggu ke 2, 4 dan 8.

Hasil rata-rata pertambahan jumlah daun pada (Gambar 2). Menunjukkan bahwa cenderung lebih tinggi terdapat pada perlakuan media MS + GA3 2 ppm + Kiniten 4 ppm (mG2K2) yaitu 9,25 pada minggu ke-8 dan cenderung terendah terdapat pada perlakuan media VW + GA3 1,5 ppm + Kiniten 0 ppm (vG1K0) yaitu 6,33.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keterangan : v = Media VW, m = media MS, G= GA3, K= Kiniten

Gambar 2. Grafik Rata-rata pertambahan jumlah daun minggu ke- 2, 4 dan 8

Pertambahan jumlah akar

 

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pada perlakuan media berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan jumlah daun minggu ke-8.Hasil yang sangat berpengaruh nyata tersebut dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%.

 

Hasil dari uji BNT pada taraf 5% pada peubah pertambahan jumlah akar minggu ke-8 menunjukkan hasil berbeda sangat nyata. Perlakuan pada media MS memberikan hasil tertinggi yaitu 4,19, berbeda sangat nyata dengan perlakuan media VW yaitu 3,37.

 

Table 6. Hasil uji beda nilai tengah pengaruh media terhadap peubah pertambahan jumlah akar minggu ke-8

 

 

Perlakuan

 

Rata-rata media

Media VW

3,37 a

Media MS

4,19 b

Keterangan : Angka-angka yang di ikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata menurut uji BNT pada taraf nyata 5%.

 

Pembahasan

Persentase planlet hidup

Persentase planlet hidup adalah besarnya jumlah planlet yang tumbuh pada suatu perlakuan komposisi media yang dikulturkan serta terbebas dari mikroorganisme yang dapat mengurangi persentase planlet hidup tersebut.

Pada penelitian ini terdapat planlet yang terkontaminasi mikroorganisme berkisar antara 25-25%.Semakin banyak kontaminasi maka semakin berkurang pula persentase planlet hidup tersebut, terjadinya kontaminasi berkaitan erat dengan ketahanan hidup planlet karena keduanya saling berhubungan.

Rata-rata persentase planlet hidup tertinggi diperkirakan terdapat pada perlakuan vG0K0, vG0K1, vG0K2, vG2K0, vG2K1, vG2K2, mG0K0, vG0K1, mG1K0, mG1K1, mG1K2,  mG2K0 dan mG2K2 yaitu (100%) dibandingkan dengan perlakuan lainnya hal ini diduga disebabkan oleh keadaan planlet tersebut.

Dari hasil penelitian ini diperoleh suatu hubungan korelasi bahwa semakin rendah persentase  hidup eksplan, maka tingkat kontaminasi yang terjadi sangat tinggi begitu juga sebaliknya semakin tinggi persentase hidup eksplan, maka pesentase kontaminasi yang terjadi pada eksplan juga rendah (Annisa, 2010).

 

Persentase kontaminasi

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu kultu jaringan adalah kontaminasi.Kontaminasi secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksplan, faktor manusia, faktor media dan faktor lingkungan.Kontaminasi dari faktor media disebabkan karena kurang rapatnya penutup botol sehingga mikroba bisa masuk lewat celah penutup botol. Kontaminasi yang berasal dari media kultur ditandai dengan munculnya cendawan atau bakteri berawal pada media (Kavitha dkk, 2009).

            Diperkirakan rata-rata persentase kontaminasi tertinggi terdapat pada perlakuan media VW + GA3 1,5 ppm + Kiniten 2 ppm (vG1K1) yaitu sebesar 50% dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Sedangkan terendah pada perlakuan media VW + GA 0 ppm + Kiniten 0 ppm (vG0K0) yaitu sebesar 0%. Kontaminasi yang terjadi diduga oleh keadaan planlet itu sendiri dan lingkungan dapat juga diduga oleh faktor pencucian botol yang kurang bersih, kurangnya pensterilan alat sebelum penanaman, kurangnya keterampilan pada saat pemindahan planlet ke media perlakuan dalam LAFsehingga membuat peluang untuk tumbuhnya koloni cendawan dan bakteri dipermukaan media, Penyebab kontaminasi Planlet pada penelitian ini yaitu cendawan dan bakteri.

Sesuai dengan penelitian Shofyani (2010) menunjukkan bahwa sumber kontaminasi pada media disebabkan oleh jamur maupun bakteri. Kontaminasi berasal dari kontaminan eksternal baik berupa jamur maupun bakteri, ataupun kontaminan internal yang pada umumnya berasal dari bakteri yang tumbuh di dalam kultur jaringan tanaman. Tinggi persentase kontaminasi eksternal baik yang disebabkan oleh jamur maupun bekteri cenderung terbawa lewat alat maupun planlet yang digunakan dalam penelitian.     

 

Bobot segarplanlet

Bobot segarplanlet dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk nilai bobot akhir. Bobot segar tersebut digunakan sebagai tolak ukur pertambahan pertumbuhan bahan tanam pada penelitian ini dan pengukurannya dapat dilakukan tanpa harus mengeluarkan bahan tanam tersebut dari media perlakuan dan tanaman yang telah ditimbang dapat digunakan lagi untuk pengamatan selanjutnya.

Pada penelitiaan ini hasil bobot akhir signifikan namun tidak mengalami penambahan berat bobot diduga terjadinya penurunan bobot media sehingga menyebabkan data yang diperoleh menghasilkan penambahan berat banyak yang negatif, sehingga tidak bisa digunakan sebagai tolak ukur pertambahan pertumbuhan bahan tanam pada penelitian ini.Media mengalami penyusutan diduga karena penyerapan hara oleh tanaman, serta Kondisi ini diperkirakan karena air pada media menguap akibat adanya ventilasi yang disinari langsung oleh cahaya lampu yang terjadi setelah 8 MST.

 

Pertambahan jumlah daun

Pada penelitian ini semua perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata diduga kurang tepatnya ZPT yang digunakan serta keseimbangan kombinasi GA3 dan Kiniten yang diberikan pada media VW dan MS tersebut.Hal ini diduga disebabkan oleh aktifitas endogen dan eksogen serta keseimbangan interaksi ZPT tersebut.

Pada penelitian ini rata-rata pertambahan jumlah daun yang terbentuk cenderung lebih tinggi pada media MS + GA3 2 ppm + Kiniten 4 ppm (mG2K2) dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar 10,08 pada minggu ke-8, cenderung terendah terdapat pada perlakuan media VW + GA3 1,5ppm + Kiniten 0 ppm (vG1K0) pada minggu ke 2 yaitu sebesar 6,33. Hal ini diduga terjadi karena kemampuan genetik eksplan terhadap respon zat pengatur tumbuh berbeda-beda.

Kemampuan metabolisme tanaman sangat tergantung pada kemampuan genetik tanaman (faktor endogen). Ada beberapa tanaman yang tidak akan berespon terhadap zat pengatur tumbuh yang diberikan (faktor eksogen). Selain itu pertumbuhan juga dipengaruhi oleh keseimbangan antara interaksi faktor endogen dan eksogen (Hidayat, 2009).

 

Pertambahan jumlah akar yang terbentuk

            Berdasarkan hasil analisis uji BNT menunjukkan bahwa pada Tabel 6 rata-rata pertambahan jumlah akar minggu ke-8 berpengaruh sangat nyata terhadap perlakuan media pada tarafnyata 5%.Nilai tertinggi terdapat pada media MS sebesar 4,17 berbeda sangat nyata pada media VW sebesar 3,37 dapat dilihat pada tabel 4. Hal ini diduga pada media MS lebih banyak mengandung unsur hara dibandingkan media VW.Keistimewaan medium MS adalah kandungan nitrat, kalium dan ammoniumnya yang tinggi, dan jumlah hara anorganiknya yang layak untuk memenuhi kebutuhan banyak sel tanaman dalam kultur (Wetter dan Constabel, 1991).

Darmono (2004) berpendapat bahwa media tanam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman anggrek.Kandungan media VW terdiri dari unsur hara makro dan mikro dalam bentuk garam-garam anorganik dengan jumlah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman khususnya anggrek (Iswanto, 2002).

 

Kesimpulan

1.      Tidak adanya interaksi antara media dengan konsentrasi GA3, media dengan konsentrasi kiniten, serta kombinasi dari ketiga perlakuan tersebut terhadap semua peubah perlakuan.

2.      Persentase planlet hidup tertinggi yaitu pada perlakuan media VW (Vacint Went) + GA3 0 ppm + Kiniten 0 ppm yaitu sebesar 100%.

3.      Persentase kontaminasi terendah pada perlakuan media VW (Vacint Went) + GA3 0 ppm + Kiniten 0 ppm yaitu sebesar 0%.

4.      Bobot segar awal planlet cenderung tinggi pada perlakuan media VW (Vacint Went) + GA3 2ppm + Kiniten 2 ppm yaitu 2,97 g, cenderung terendah pada media MS (Murashige and Skoog) + GA3 0 + Kiniten 4 ppm yaitu 1,27 g.

5.      Pertambahan jumlah daun cenderung lebih tinggi pada perlakuan media MS (Murashige and Skoog) + GA3 2 ppm + Kiniten 4 ppm yaitu sebesar 10,8.

6.      Pertambahan jumlah akar minggu ke-8 berpengaruh sangat nyata terhadap perlakuan media pada uji BNT pada taraf nyata 5% yaitu media MS (Murashige and Skoog) sebesar 4,17 berbeda sangat nyata dengan media VW (Vacint Went) sebesar 3,37.

 

Saran

 

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan kombinasi konsentrasi ZPT yang tepat dan sesuai untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan planlet dan dapat juga dengan mengkombinasikan dengan jenis ZPT lain seperti jenis Auksin serta memperpanjang waktu pengamatan untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan planlet lebih lanjut.

 

 

 

Daftar pustaka

 

Annisa, S. 2010. Respon Pisang Talas (Musa paradisiaca var sapientum L.)Terhadap Pemberian Zat Pengatur Tumbuh thidiazuron dan BAP (Benzil Amino Purin) Melalui Teknik Kultur Jaringan.Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

 

Armini, N.M., G.A. Wattimena & L. Gunawan. 1991. Bioteknologi Tanaman. Tim  Laboratorium Kultur Jaringan.  Pusat  Antar  Universitas  Bioteknologi. IPB. Bogor.

 

Darmono, D.W. 2004.Agar Anggrek Rajin Berbunga. Penebar Swadaya. Jakarta.

 

Hidayat, O. 2009. Kajian Penggunaan Hormon IBA, BAP dan Kinetin Terhadap Multiplikasi Tunas Tanaman Penghasil Gaharu (Gyrinops Versteegii (Gilg) Domke) Secara In Vitro. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

 

Iswanto, H. 2002. Petunjuk  Perawatan  Anggrek. PT. Agro Media Pustaka. Jakarta.

 

Kavitha, M., Kalaimagal, I., Sangeetha, N., Ganesh, D. 2009.In vitro plant regeneration from apical bud and nodal segments of Anthocephalus cadamba-an important sacred and medicinal tree.Journal of Forest Science 25(2):111−118.

 

Mahmudah,R.,G. Febriana & N. P. Ayu.2012. Laporan Praktikum Kultur Jaringan.http://renimahmudah-fst10.web.unair.ac.id/artikel_detail-78827KuliahPraktikum%20Kultur%20Jaringan%20VI.html. Diakses tanggal 30 Nopember 2016.

 

Maridass, M., R. Mahesh, G. Raju., A. Benniamin & K. Muthucellian. 2010.  In  vitro  Propagation  of Dendrobium  nanum  Through Rhizome  Bud  Culture.  International. J.Biotechnology. 1 (2): 50-54.

 

Parnata, A.S. 2005. Panduan Budidaya dan Perawatan Anggrek. Agromedia. Jakarta.

Shofiyani, A. & Hajoeningtias, O.D. 2010. Pengaruh Sterilan Dan Waktu Perendaman Pada Eksplan Daun Kencur (Koemferia galangal L.)Untuk Meningkatkan Keberhasilan Kultur Kalus. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Purwokerto.

 

Wetter, L.R. & F. Constabel.1991. Metode Kultur Jaringan Tanaman.ITB. Bandung.hlm. 12 & 16.

 

Yusnita. 2010. Perbanyakan In-Vitro Tanaman Anggrek. Universitas Lampung Press. Bandar Lampung. 128 hlm.

 

Lampiran

Tabel 1. Hasil uji analisis ragam pertambahan jumlah akar minggu ke-8pada taraf 5%

SUMBER KERAGAMAN

db

JUKMALH KUADRAT

KUADRAT TENGAH

F-hit

F-tabel

0.05

0.01

PERLAKUAN

 

 

 

 

 

 

 

Media (M)

1

9.17

9.17

7.79

**

4.41

7.39

ZPT (G)

2

0.38

0.19

0.16

3.26

5.24

Kenetin (K)

2

5.99

2.99

2.54

3.26

5.24

MG

2

1.56

0.78

0.66

3.26

5.24

MK

2

1.67

0.83

0.71

3.26

5.24

GK

4

1.11

0.28

0.24

2.63

3.89

MGK

4

2.14

0.53

0.45

2.63

3.89

GALAT

36

42.38

1.18

TOTAL

53

64.38

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Perlakuan

Jumlah akar minggu ke 8

TOTAL

Rata-Rata

ulangan

1

2

3

V

G0

K0

3.50

4.75

4.25

12.50

4.17

V

G0

K2

3.25

4.00

1.00

8.25

2.75

V

G0

K4

2.50

2.00

2.50

7.00

2.33

9.25

10.75

7.75

27.75

V

G 1,5

K0

4.50

4.50

2.75

11.75

3.92

V

G 1,5

K2

4.00

4.75

1.50

10.25

3.42

V

G 1,5

K4

3.50

2.75

2.25

8.50

2.83

12.00

12.00

6.50

30.50

V

G2

K0

4.50

4.75

3.25

12.50

4.17

V

G2

K2

3.00

4.00

1.75

8.75

2.92

V

G2

K4

3.50

4.75

3.25

11.50

3.83

11.00

13.50

8.25

32.75

91.00

M

G0

K0

2.50

5.25

5.25

13.00

4.33

M

G0

K2

4.00

5.00

3.75

12.75

4.25

M

G0

K4

4.00

4.00

4.50

12.50

4.17

10.50

14.25

13.50

38.25

M

G 1,5

K0

5.25

4.75

3.50

13.50

4.50

M

G 1,5

K2

3.50

5.25

4.25

13.00

4.33

M

G 1,5

K4

4.75

4.50

3.25

12.50

4.17

13.50

14.50

11.00

39.00

M

G2

K0

5.25

3.75

4.25

13.25

4.42

M

G2

K2

3.50

5.50

2.75

11.75

3.92

M

G2

K4

3.75

5.50

1.75

11.00

3.67

12.50

14.75

8.75

36.00

113.25

204.25

 


Comments

  1. Lucky Club Casino Site - Lucky Club Live
    Lucky Club Casino is a modern-day casino that is now owned by the Malta Gaming Authority and managed by the Maltese Gaming Authority. It is powered by luckyclub the

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

OIL PALM BIOENERGY CROPPING: THE CHANGE of SOIL QUALITY

Pengaruh Aplikasi Kompos Berbahan Utama Ampas Kopi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.)

TERBARU

loading...