Pengaruh Diameter Batang Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) Terhadap Hasil Produksi dan Tingkat Kadar Gula Nira Di Desa Haruyan Seberang Kecamatan Haruyan Kabupaten Hulu Sungai Tengah

ABSTRAK

 

Aren merupakan komoditas perkebunan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dalam pengembangannya, memberikan manfaat bagi masyarakat, karena dari pohon aren dapat diperoleh nira dan diolah menjadi gula aren dan ijuk yang dijadikan kerajianan. Penelitian ini menunjukkan bahwa diameter batang sangat berpengaruh nyata terhadap hasil produksi nira. F hit (15,76) > F tab (7,77) (taraf signifikasi) 5% atau 1% artinya semakin bertambah ukuran diameter batang akan berbanding lurus dengan nira yang dihasilkan. Berdasarkan analisis regresi linear sederhana dapat dilihat dengan persamaan berikut : Y = -4,31 + 0,17* Diameter Batang. Berdasarkan Uji-t untuk diameter batang terhadap hasil produksi nira aren menunjukkan nilai T hit (3,79) lebih besar dari T tab pada taraf signifikasi 5% (2,06) dan 1% (2,79), hasil penghitungan koefisien korelasi (r) sebesar 0,62 menunjukkan hubungan dengan derajat hubungan sedang. Sedangkan berdasarkan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,39, artinya 39% hasil produksi nira dipengaruhi oleh diameter batang, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Diameter batang tidak berpengaruh terhadap tingkat kadar gula  nira aren dimana nilai F hit (2,91) < F tab (7,77). Persamaan regresinya : Y = 11,75 + 0,05* Diameter. Berdasarkan Uji-t, diameter batang pohon aren tidak berpengaruh nyata (ns) terhadap tingkat kadar gula nira aren karena nilai T hit (1,68) lebih kecil dari T tab pada taraf signifikasi 5% (2,06) dan 1% (2,79), sedangkan hasil penghitungan koefisien korelasi (r) sebesar 0.32 artinya diameter batang memiliki derajat hubungan yang rendah terhadap kadar gula nira. Untuk nilai r2 sebesar 0,10 dimana kadar gula nira hanya dipengaruhi 10% oleh diameter batang.

Diameter batang tidak berpengaruh terhadap pH nira aren karena nilai F hit  (0,09) < F tabel (7,77). Persamaan regresinya: Y = 6,83 + 0,001* Diameter. Berdasarkan Uji-t bahwa diameter batang pohon aren tidak berpengaruh nyata (ns) terhadap pH nira aren karena nilai T hit (0,30) lebih kecil dari T tab pada taraf signifikasi 5% (2,06) dan 1% (2,79), artinya diameter batang tanaman aren tidak berpengaruh sama sekali terhadap pH nira aren yang diperoleh. Berdasarkan penghitungan koefisien korelasi bahwa diameter batang tidak memiliki keeratan hubungan sama sekali (diabaikan) terhadap pH nira aren, dimana ditunjukkan dengan  nilai r sebesar (0,06), sedangkan untuk nilai r2  (koefisien determinasi) sebesar (0,00).

 

Kata Kunci : aren, diameter, hasil produksi, kadar gula nira

 

 

 

 

PENDAHULUAN

 


Latar Belakang

 

Tanaman aren (Arenga pinnata Merr) banyak dikenal dan diusahakan petani di Indonesia. Pohon aren tersebar hampir di seluruh wilayah di Indonesia dan menjadi sumber pendapatan petani di Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Papua, Maluku dan Nusa Tenggara Timur (Lay dan Karouw, 2006). Tanaman aren ini penyebarannya sangat luas dengan luas areal 62.009 Ha, yang terdiri atas Sumatera 15.802 Ha, Jawa 19.757 Ha, Bali 587 Ha, NTB 1.816 Ha, Kalimantan 5.401 Ha, Sulawesi 16.951 Ha dan maluku 1.696 Ha (Ditjenbun, 2009).

Kabupaten Hulu Sungai Tengah merupakan salah satu wilayah di Kalimantan Selatan yang merupakan daerah sentra produksi aren. Data populasi aren budidaya masih belum tersedia karena sebagian besar populasi aren tumbuh secara alami. Berdasarkan data yang dikeluarkan Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2017 perkembangan luas areal untuk TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) seluas 74 Ha, TM (Tanaman Menghasilkan) seluas 492 Ha dan TR (Tanaman Rusak) seluas 50 Ha dengan jumlah luas arealnya 616 Ha dengan tingkat produksi yang dihasilkan 787 ton dalam bentuk gula merah.

Tanaman aren ini belum dikembangkan secara khusus sehingga pada umumnya aren tumbuh secara bergerombol dengan jarak yang tidak beraturan (Setiawan, 2014). Biasanya tanaman ini tumbuh di dekat pemukiman warga dimana perbanyakan utama digolongkan ke dalam antropokorik dan zookorik. Antropokorik yaitu penyebaran benih tanaman karena adanya aktivitas manusia sebagai media penyebarannya, sedangkan zookorik yaitu penyebaran benih tanaman karena adanya aktivitas hewan sebagai media penyebarannya. Sebaliknya aren dapat tumbuh dengan baik di perbatasan antara hutan sekunder dan hutan hujan tropis primer mulai dari dataran rendah sampai ketinggian mencapai 1.400 m diatas permukaan laut (dpl). Selain itu, tanaman aren dianggap merupakan tanaman yang paling luas yang bisa dimanfaatkan seluruh bagiannya dibandingkan dengan spesies palem lainnya (Mogea et al., 1991).

Pohon aren atau enau (Arenga pinnata Merr) cukup dikenal dikawasan tropik karena banyak ragam kegunaannya. Hampir semua bagian fisik (daun, batang, umbut, bunga, akar dan ijuk) dan produksi (buah, nira dan pati/tepung) dari tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Akan tetapi dalam pemanfaatan pohon aren oleh masyarakat, nira adalah yang paling banyak memberikan manfaat langsung bagi masyarakat di desa atau di sekitar hutan. Pada tanaman aren yang sehat setiap tandan bunga jantan bisa menghasilkan nira sebanyak 900 - 1.800 liter/tandan, sedangkan pada tanaman aren yang pertumbuhannya kurang baik hanya rata-rata 300 - 400 liter/tandan (Lutony, 1993). Hasil nira selanjutnya diolah menjadi gula cetak, gula semut dan alkohol. Gula cetak dan gula semut menggunakan bahan baku nira segar, sedangkan alkohol bahan baku nira yang terfermentasi (Lay dan Karouw, 2008).

Diameter adalah garis lurus yang melewati pusat sebuah lingkaran atau bola dan bertemu pada tiap ujung permukaannya. Pengukuran diameter yang paling umum dilakukan pada bidang kehutanan adalah pada batang utama pohon yang berdiri, memotong bagian pohon serta bagian cabang. Pengukuran diameter penting karena merupakan salah satu dimensi pohon yang secara langsung dapat diukur untuk mengukur luas penampang, luas permukaan, dan volume pohon (Husch et al., 2003).

 

Rumusan Masalah

 

1.        Apakah diameter batang tanaman aren mempengaruhi hasil produksi nira.

2.        Apakah diameter batang tanaman aren mempengaruhi tingkat kadar gula nira yang dihasilkan.

 

Hipotesis

 

1.        Diameter batang tanaman aren sangat berpengaruh terhadap hasil produksi nira.

2.        Diameter batang tanaman aren sangat berpengaruh terhadap tingkat kadar gula nira yang dihasilkan.

 

 

 

 

Tujuan Penelitian

 

1.        Mengetahui pengaruh diameter batang tanaman aren terhadap hasil produksi nira.

2.        Mengetahui pengaruh diameter batang tanaman aren terhadap tingkat kadar gula nira yang dihasilkan.

 

Manfaat Penelitian

 

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan kajian dan informasi mengenai pengaruh diameter batang tanaman aren terhadap hasil produksi serta tingkat kandungan kadar gula nira.


BAHAN DAN METODE

 


Bahan dan Alat

 

Bahan

 

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pohon aren produktif yang berproduksi, disadap dan diambil niranya.

 

Alat

 

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran, label, botol plastik, refraktometer brix, pH meter, gelas ukur, alat tulis dan kamera.

 

Waktu dan Tempat

 

            Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei 2017, di Desa Haruyan Seberang Kecamatan Haruyan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

 

Metode Penelitian

 

            Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei contoh (purposive sampling), yaitu memilih areal yang ditumbuhi tanaman aren dengan tandan, sudah menghasilkan nira dengan umur produktif yaitu 10 sampai 20 tahun namun dengan diameter batang yang berbeda. Selain itu, metode statistik yang digunakan yaitu metode regresi dan korelasi untuk mengetahui hubungan dan keeratan dari diameter batang dan variabel pengamatan.

Sampel pohon tanaman aren yang diambil yaitu sebanyak 27 pohon dengan diameter yang bervariasi dan selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap hasil produksi, kadar gula, dan pH nira tanaman aren selama satu hari dengan dua kali pengamatan (pagi dan sore hari) untuk mendapatkan rerata masing-masing variabel pengamatan.

 

 

Pelaksanaan Penelitian

 

Pengukuran diameter batang

 

            Dilakukan melalui pengukuran lilit batang dari pangkal batang diameter setinggi dada (Dbh) setinggi 1,3 meter. Bentuk lilit batang tanaman aren diasumsikan seperti keliling lingkaran. Setelah diketahui ukuran lilit batang, kemudian dapat dihitung diameter batang dengan rumus sebagai berikut:

Lilit batang =          Keliling lingkaran

Lilit batang =          Ï€ . diameter     , Ï€ = 3,14

Text Box: Diameter	=	Lilit batang
Ï€

                                                                                   

 

 

Penyadapan

 

Pohon aren contoh disadap tandannya menggunakan pisau sadap atau parang dengan ketebalan ± 0,5 cm pada pukul 05.00 - 08.00 pagi dan jam 16.00 - 18.00 sore hari yang kemudian ditampung menggunakan jerigen.

 

Pengamatan

 

Masing-masing pohon sampel tanaman aren diamati pagi dan sore hari dan dihitung jumlah hasil produksi liter/pohon/hari pada jerigen yang dipasang pada tandan yang disadap. Untuk menguji kadar gula yaitu dengan meneteskan 1-2 tetes air nira di alat prisma refraktometer brix menggunakan pipet dan langsung dilihat dari indeks biasnya dengan mengarahkan alat ke sumber cahaya yang cukup, nantinya kadar gula diukur dalam satuan % brix. pH nira aren diukur dengan menggunakan pH meter dengan mengambil sampel air nira ± 100 ml yang kemudian dimasukkan elektroda pH meter maka akan menunjukkan hasil yang akan tampil pada layar pH meter.

 

Analisis Data

 

Berdasarkan data yang diperoleh dari masing-masing contoh tanaman yang telah diambil, digunakan analisis keragaman yaitu metode regresi dan korelasi untuk mengetahui hubungan dan keeratan dari diameter batang dan variabel pengamatan.

 


 


HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Hasil

 

Hasil Produksi Nira

 

Tabel 1. Analisis keragaman diameter batang terhadap hasil produksi nira aren

SK

Db

JK

KT

F-hit

F-tabel

5%

1%

Regresi (b)

1

42,7

42,7

15,76 (**)

4,24

7,77

Galat

25

67,8

2,7

Total

26

110,5

Keterangan :

** : sangat nyata

 

Dari Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa nilai F hit untuk hasil produksi menunjukkan angka sebesar (15,76) lebih besar dari F tab (7,77) artinya diameter batang memiliki pengaruh sangat nyata terhadap hasil produksi nira aren pada taraf kepercayaan (taraf signifikasi) 5% atau 1%.

 

Tabel 2. Uji t  koefisien korelasi (r) diameter batang terhadap  hasil produksi  nira aren

Persamaan Regresi:

Y=a+b X

R

Standar

Error

T-hit

Sig

T-tabel

5%

1%

Y= -4,31 + 0,17 X

0,39

0,62

0,157

3,97

(**)

2,06

2,79

Keterangan :

** : sangat nyata

 

            Berdasarkan hasil pada Tabel 2, diameter batang berpengaruh sangat nyata terhadap hasil produksi nira aren diamana nilai T hit yang menunjukkan sebesar 3,97 lebih besar dari T tab pada taraf signifikasi 5% (2,06) dan 1% (2,79). Berdasarkan koefisien korelasinya (r) sebesar 0,62 menunjukkan bahwa koefisien korelasi linear positif dengan derajat hubungan yang sedang. Untuk koefisien determinasi diamana nilai r2 sebesar 0,39, artinya 39% hasil produksi nira dipengaruhi oleh faktor diameter batang.

 

Diagram 1. Regresi diameter batang terhadap hasil produksi nira aren

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Dari Diagram 1, bahwa pengaruh diameter batang terhadap hasil produksi nira aren membentuk kurva dengan garis linear yang positif.

 

Kadar Gula Nira

 

Tabel 3. Analisis Keragaman diameter batang terhadap kadar gula nira aren

SK

Db

JK

KT

F-hit

F-tabel

5%

1%

Regresi (b)

1

3,7

3.7

2,81(ns)

4,24

7,77

Galat

25

32,5

1,3

Total

26

36,2

Keterangan :

ns : tidak berpengaruh nyata

 

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai F hit untuk tingkat kadar gula nira aren menunjukkan angka sebesar (2,81) lebih kecil dari F tab taraf kepercayaan 5 % (4,24) artinya diameter batang memiliki tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kadar gula nira aren pada taraf kepercayaan 5% atau 1%.

 

Tabel 4. Uji t koefisien korelasi (r) diameter batang terhadap kadar gula nira aren

Persamaan Regresi:

Y=a+b X

R

Standar

Error

T-hit

Sig

T-tabel

5%

1%

Y =  11,75 + 0,05 X

0,10

0,32

0,190

1,68

(ns)

2,06

2,79

Keterangan :

ns : tidak berpengaruh nyata

 

Pada tabel 4 diameter batang pohon aren tidak berpengaruh nyata (ns) terhadap tingkat kadar gula nira aren karena nilai T hit (1,68) lebih kecil dari T tab pada taraf signifikasi 5% (2,06) dan 1% (2,79). Berdasarkan koefisien korelasinya (r) sebesar 0,32 menunjukkan bahwa koefisien korelasi linear dengan derajat hubungan yang rendah. Untuk koefisien determinasi diamana nilai r2 sebesar 0,10, artinya 10% kadar gula nira aren dipengaruhi oleh faktor diameter batang.

 

Diagram 2. Regresi diameter batang terhadap kadar gula nira aren

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Dari Diagram 2, bahwa pengaruh diameter batang terhadap tingkat kadar gula nira aren membentuk kurva dengan garis linear yang positif.

 

 

PH Nira Aren

 

Tabel 5. Analisis keragaman diameter batang terhadap pH nira aren

SK

Db

JK

KT

F-hit

F-tabel

5%

1%

Regresi (b)

1

0

0

0,09 (ns)

4,24

7,77

Galat

25

0,4

0

Total

26

0,4

Keterangan :

ns : tidak berpengaruh nyata

Dari Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa nilai F hit untuk hasil produksi menunjukkan angka sebesar (0,09) lebih kecil dari F tab taraf kepercayaan 5 % (4,24) artinya diameter batang tidak berpengaruh nyata terhadap pH nira aren pada taraf kepercayaan 5% atau 1%.

 

Tabel 6. Uji t koefisien korelasi (r) diameter batang terhadap pH nira aren

Persamaan Regresi :

Y= a + b X

R

Standar

Error

T-hit

Sig

T-tab

5%

1%

Y = 6,83 + 0,001 X

0,00

0,06

0,200

0,30

(ns)

2,06

2,79

Keterangan :

ns : tidak berpengaruh nyata

 

Dari tabel 6 dimana diameter batang pohon aren tidak berpengaruh nyata (ns) terhadap pH nira aren karena nilai T hit (0,30) lebih kecil dari T tab pada taraf signifikasi 5% (2,06) dan 1% (2,79). Berdasarkan koefisien korelasinya (r) sebesar 0,06 menunjukkan bahwa koefisien korelasi linear dengan derajat hubungan yang diabaikan. Untuk koefisien determinasi diamana nilai r2 sebesar 0,00, artinya pH nira aren tidak dipengaruhi oleh faktor diameter batang.

 

Diagram 3. Regresi diameter batang terhadap pH nira aren

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Dilihat dari Diagram 3, bahwa pengaruh diameter batang terhadap pH nira aren membentuk kurva dengan garis linear yang positif tetapi hasilnya mendekati nol.

 


Pembahasan

 

Produksi Nira

 

Berdasarkan Tabel 1 bahwa nilai F hit untuk hasil produksi menunjukkan angka sebesar (15,76) lebih besar dari F tab (7,77) artinya diameter batang memiliki pengaruh sangat nyata terhadap hasil produksi nira aren pada taraf kepercayaan (taraf signifikasi) 5% atau 1%, dilihat dari Diagram 1 bahwa pengaruh diameter terhadap hasil produksi aren menghasilkan kurva yang linier yang positif.

Berdasarkan Uji-t untuk diameter batang terhadap hasil produksi nira aren menunjukkan nilai T hit sebesar 3,79 lebih besar dari T tab pada taraf signifikasi 5% (2,06) dan 1% (2,79), artinya diameter batang mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap nira yang dihasilkan. Hasil perhitungan koefisien korelasi (r) bahwa memiliki keeratan hubungan antara diameter batang terhadap hasil produksi nira aren, Hal ini ditunjukkan dengan nilai r sebesar 0,62, berarti diameter batang tanaman aren mempunyai koefisien korelasi dengan derajat hubungan yang sedang terhadap hasil produksi nira. Berdasarkan koefisien determinasi (r2) diketahui bahwa nilainya adalah 0,39, berarti sekitar 39% hasil produksi nira aren dipengaruhi oleh diameter batang.

Pada penelitian ini memperlihatkan bahwa semakin besar diameter batang  yang diujicobakan (38,22 64,97 cm) maka semakin banyak nira yang dihasilkan. Hasil ini mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulnely et. al. (1998), yang menyatakan terdapat pengaruh yang nyata secara positif antara lingkaran pohon (diameter) dan lebar torehan terhadap hasil getah jelutung. Hal ini kemungkinan disebabkan semakin lebar diameter, maka xylem sebagai pengangkut zat hara dan air dari tanah menjadi lebih besar, sehingga semakin banyak zat hara dan air yang diangkut. Hal ini berakibat kuantitas fotosintesis semakin tinggi yang menyebabkan pembentukkan bunga  dan buah semakin banyak (Haygreen dan Bowyer, 1996).

 

Kadar Gula Nira

 

Berdasarkan uji analisis keragaman (Tabel 3), tingkat kadar gula nira aren hasilnya tidak berpengaruh nyata karena nilai F hit menunjukkan angka (2,81) lebih kecil dari pada F tab yaitu (7,77) pada taraf kepercayaan (signifikasi) 5% atau 1%. Dari Diagram 2 pengaruh diameter batang terhadap tingkat kadar gula membentuk kurva linear positif.

Pada tabel 4 diameter batang pohon aren tidak berpengaruh nyata (ns) terhadap tingkat kadar gula nira aren karena nilai T hit (1,68) lebih kecil dari T tab pada taraf signifikasi 5% (2,06) dan 1% (2,79), artinya diameter batang tidak berpengaruh terhadap tingkat kadar gula nira yang diperoleh. Berdasarkan hasil penghitungan koefisien korelasi (r) bahwa diameter batang terhadap kadar gula tidak memiliki keeratan hubungan, karena nilai r untuk kadar gula sebesar (0,32) dengan ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi yang memiliki derajat hubungan yang rendah dan r2 sebesar (0,10) berarti 10% kadar gula nira aren dipengaruhi oleh diameter batang sedangkan sisanya 90% di pengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Menurut Slamet (1993), tinggi rendahnya kadar gula tanaman aren biasanya disebabkan oleh faktor agropedoklimat. Tanaman aren memerlukan curah hujan yang merata sepanjang tahun atau hujan berlangsung selama 7 - 10 bulan dalam setahun. Hal ini agar ketersediaan air dalam tanah tetap tercukupi. Agropedoklimat adalah kesesuaian teknis tanaman terhadap sifat fisik, kimia tanah dan iklim setempat, termasuk temperatur, jumlah hari hujan dan faktor lingkungan lainnya (Kementan, 2014).

Menurut Pontoh (2007), komposisi kimia nira aren sangat bervariasi dari waktu ke waktu untuk satu pohon maupun dari satu pohon ke pohon yang lain. Menurut Goutara dan Wijandi (1985), komposisi nira dari jenis tanaman aren dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal tanamannya antara lain varietas tanaman, kesehatan tanaman, umur tanaman, keadaan tanah, iklim, pemupukan dan pengairan.

 

PH Nira Aren

 

Dilihat dari Tabel 5 bahwa pH nira aren tidak berpengaruh nyata karena nilai F hit menunjukkan angka (0,09) lebih kecil dari pada nilai F tabel yaitu (7,77) pada taraf kepercayaan (signifikasi) 5% atau 1%. Dilihat dari Diagram 3, pH nira aren menghasilkan kurva linear dengan kemiringan positif tetapi nilainya mendekati nol.

Berdasarkan Tabel 6 dimana diameter batang pohon aren tidak berpengaruh nyata (ns) terhadap pH nira aren karena nilai T hit (0,30) lebih kecil dari T tab pada taraf signifikasi 5% (2,06) dan 1% (2,79), artinya diameter batang tanaman aren tidak berpengaruh sama sekali terhadap pH nira aren yang diperoleh. Berdasarkan penghitungan koefisien korelasi untuk pengaruh diameter batang terhadap pH nira aren tidak memiliki keeratan hubungan sama sekali (diabaikan) dimana ditunjukkan dengan  nilai r sebesar (0,06), sedangkan untuk nilai r2  (koefisien determinasi) sebesar (0,00).

Keluarnya nira merupakan sebagian proses fisiologis didalam batang, Hasil pengamatan pH nira aren menunjukan bahwa diameter batang tanaman aren tidak berpengaruh terhadap pH nira aren. Hal ini karena hasil pengamatan pH nira aren merupakan pH nira segar yang baru menetes dan belum tercampur oleh laru (larutan taras nangka dan kapur). Artinya pH nira aren bukan dipengaruhi oleh diameter batang tetapi pH nira aren dipengaruhi oleh faktor lain. Penelitian Lempang dan Mangopang (2012), bahwa nira aren yang baru menetes dari tandan bunga memiliki pH sekitar 7. tetapi pengaruh keadaan sekitarnya menyebabkan pH nira menurun.

 


 

KESIMPULAN DAN SARAN

 


Kesimpulan

 

Berdasarakan hasil penelitian ini, dapat di simpulkan sebagai berikut:

1.      Semakin besar ukuran diameter batang tanaman aren (38,22 – 64,97 cm) sangat mempengaruhi hasil produksi nira yang diperoleh. Berdasarkan penghitungan koefisien korelasi diameter batang memiliki derajat hubungan yang sedang terhadap produksi nira.

2.      Diameter batang tanaman aren tidak berpengaruh terhadap kadar gula nira yang dihasilkan, berdasarkan penghitungan koefisien korelasi bahwa diameter batang memiliki derajat hubungan yang rendah terhadap hasil produksi nira.

 

Saran

 

            Disarankan dilakukan penelitian lebih lanjut tentang tanaman aren mengenai faktor fisiologi, tanah dan iklim yang dapat mempengaruhi hasil produksi nira aren serta upaya untuk memperpanjang masa sadap tandan bunga tanaman aren.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 


Dinas Pertanian Kab. HST. 2017. Perkembangan Luas Areal dan Produksi Perkebunan 2016. Barabai.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2009. Luas area dan produksi perkebunan seluruh Indonesia menurut provinsi dan status pengusahaan (Area and Production by Province an Category of Producers Komoditi/Comodity: Aren) Tahun 2008. Direktorat Jendral Perkebunan. Jakarta.

Gautara, Wijandi S. 1985. Dasar Pengolahan Gula I. Bogor (ID): IPB.

Haygreen, JG dan Bowyer J. 1996. Forest product and wood science, an introduction (Terjemahan). Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Husch B, Beer TW, Kershaw JA. 2003. Forest Mensuration 4th . John Wiley & Sons, Inc. Hoboken, New Jersey.

Kementerian Pertanian, 2014. Pedoman teknis. Perluasan areal hortikultura  ta. 2014  Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

Lay, A. dan Karouw, S. 2006. Agroindustri Gula Semut Aren dengan Model Harian di Propinsi Banten. Buletin Palma No. 31. Desember 2006.

Lay, A. dan S. Karouw. 2008. Mutu gula aren dan perubahannya selama penyimpanan (Studi kasus di Desa Hariang) – Lebak Provinsi Banten. Buletin Palma No. 35 : 77 – 84.

Lempang M , Albert D. Mangopang, 2012. Efektivitas Nira Aren Sebagai Bahan Pengembang Adonan Roti. Balai Penelitian Kehutanan Makassar. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol.1 No.1, Agustus 2012 : 26-35.

Lutony TL. 1993. Tanaman Sumber Pemanis. P.T Penebar Swadaya, Jakarta.

Mogea J, Seibert B, Smits W. 1991. Multipurpose palms: the sugar palm (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.). Agroforestry systems. 13:111-129.

Pontoh, J. 2007. Analisa Komponen Kimia dalam Gula dan Nira Aren. Sulawesi Utara, Tomohon: Laporan pada Yayasan Masarang.

Setiawan A. 2014. Eksplorasi Anakan Alam Aren (Arenga pinnata MERR) di Temanggung dan Cara Penanganannya. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta.

Slamet S. 1993. Bertanam Aren. Penebar Swadaya. Jakarta.

Zulnelly, T. Rostiwati dan I. Sukardi. 1998. Pengaruh lingkaran pohon dan lebar torehan  terhadap hasil getah jelutung (Dyera lowii) di Kalimantan Tengah. Buletin Penelitian Hasil Hutan 16(1): 49 –60. Puslitbang Hasil Hutan. Bogor.


Comments

Popular posts from this blog

OIL PALM BIOENERGY CROPPING: THE CHANGE of SOIL QUALITY

Pengaruh Konsentrasi GA3 Dan Kinetin Pada Dua Media Terhadap Pertumbuhan Planlet Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Pada Tahap Subkultur

Pengaruh Aplikasi Kompos Berbahan Utama Ampas Kopi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.)

TERBARU

loading...